MOJOKERTO - Angin puting beliung menerabas wilayah Kecamatan Mojosari sore, Jumat 16 Januari. Akibatnya tower milik stasiun swasta dan rumah warga rusak.

Sekitar pukul 16.00, warga Dusun Mojolegi Desa Modopuro Kecamatan Mojosari dikagetkan datangnya angin puting beliung yang datang dari arah selatan. Angin yang berputar-putar itu pertama kali menyambar tower milik stasiun televisi lokal, Angkasa Utama Perkasa (AUP).

Kontan saja, tower setinggi 50 meter itu roboh dan menimpa salah satu rumah warga. Patahan tower yang juga sebagai antena radio Angkasa FM itu jatuh tepat dibelakang rumah milik Sakri. Beruntung, semua anggota keluarga Sakri selamat.

Tak hanya rumah Sakri saja yang menjadi sasaran amukan puting beliung ini. Beberapa ruangan kelas Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Uluwiyah juga menjadi korban. Genting ruangan kelas di lantai atas itu beterbangan. Beruntung pula, tak ada korban jiwa dalam kejadian ini, meski saat angin datang, kampus dalam kondisi ramai.

Setelah sekitar satu menit berputar-putar di lingkungan kampus, angin kemudian merangsek menuju arah utara dan merusak beberapa kandang itik milik warga, karena sebagian warga penduduk di desa ini memiliki itik piaraan. Kejadian yang berlangsung sekitar 5 menit itupun membuat warga panik dan berbondong-bondong keluar rumah.

TAk berhenti sampai di situ, puting beliung kemudian mencari sasran lain. Kali ini, angin menuju ke arah Kota Mojosari. Akibatnya, salah satu tiang lampu merah di Perempatan Pekukuhan roboh, namun kondisi lampu tetap menyala. Beberapa papan iklan yang terpasang di sepanjang Jalan Raya Pekukuhan juga tumbang.

Rudi, salah satu penyiar Radio Angkasa FM mengaku, kejadian ini berlangsung saat ia sedang memandu salah satu acara di radionya. Tiba-tiba, ada angin berputar-putar mengelilingi gedung dan akhirnya melambung ke atas. "Sebelum sempat menrjang tower ii, angin sempat dua kali menabrak jendela studio," terang Rudi, beberapa saat setelah kejadian.

Dia sendiri merasa ketakutan saat angin yang berdiameter sekitar 4 meter itu sempat "mampir" beberapa saat di lingkungan kampus, yang berhimpitan dengan stasiun radionya. "Gentingnya beterbangan. Semua mahasiswa berteriak karena takut," katanya.

Sementara kondisi trauma masih dirasakan Maslukhah, istri Sakri. Dia mengaku, kejadian itu berlangsung cepat dan tanpa dinyana. "Memang kondisinya hujan, tapi tidak begitu deras," terang Maslukhah yang masih tampak sibuk mengemasi genting yang berserakan di dalam rumahnya.

Dia menyebut, hampir separuh genting rumahnya itu hilang. Menurutnya, saat itu ada suara gemuruh yang ada di bagian atap rumahnya itu. Mangetahui itu, ia dan dua anaknya kontan berlarian keluar rumah. "Saya kira dui luar juga demikian. Ternyata hanya di rumah saya yang kena puting beliung. Kami juga kaget saat tower ini jatuh di pagar rumah saya," tukasnya sembari menunjuk reruntuhan tower.

Hingga berita ini ditulsi sekitar pukul 18.10 WIB, belum ada petugas baik polisi maupun PLN yang sampai di lokasi. Warga juga tak berani memunguti sisa reruntuhan tower. Mereka khawatir jika tower ini masih beraliran listrik. Apalagi saat itu, kondisi masih hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

no sara...