Kota historis Yerusalem adalah sebuah warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1981. Kota ini memiliki penduduk sebesar 724.000 jiwa dan luas 123 km2.

Dimulai dari Yerusalem, Kota yang mungkin terlalu suci bagi banyak umat. Pertama kali dibangun oleh Nabi Daud As. Di tengahnya terletak sebuah bukit bernama Gunung Moria, yang kini menjadi situs Dome of the Rock / Qubbah As-Sakhrah yang luar biasa. Selain Dome of the Rock, dikompleks tersebut (Al-Haram ash-Sharif) terdapat Masjidil Aqsha, Masjid Al-Aqsa yang dulunya dikenal sebagai Baitul Maqdis, merupakan kiblat shalat umat Islam yang pertama sebelum dipindahkan ke Ka’bah di dalam Masjidil Haram. Umat Muslim berkiblat ke Beitul Maqdis selama Nabi Muhammad mengajarkan Islam di Mekkah (13 tahun) hingga 17 bulan setelah hijrah ke Medinah. Setelah itu kiblat shalat adalah Ka’bah di dalam Masjidil Haram, Mekkah hingga sekarang. Dari Masjidil Aqsa ini juga, Muhammad s.a.w dinaikan ke langit (Sidratul Muntaha) dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Jauh Sebelum itu, Yesus/Isa a.s menyembuhkan orang buta dan sakit di sini, sehingga kaum Kristiani juga menyebutnya tanah suci, selain itu Betlehem kota kelahiran Nabi Isa a.s hanya berjarak 9,5 km dari kota ini. 1000 tahun sebelumnya, King Salomo/Sulaiman a.s membangun bait aslinya di gunung ini untuk menyimpan benda misterius yang disebut the Ark of the Covenant / Tabut perjanjian.

Dalam sejarah kota ini tak lepas dari kisah perang salib. Perang atau malah bisa disebut pembantaian kaum Muslim dan Yahudi oleh kaum Kristiani. Perang yang terjadi dalam kurun waktu antara abad ke 11 sampai ke 13 masehi, yaitu tahun 1095-1987 masehi. Ini merupakan sejarah perang terlama di dunia.

Perang salib dipicu oleh sebuah pidato dari Paus Urbanus II pada tahun 1095 :
“…Kabar buruk telah tiba dari Yerussalem dan Konstantinopel, bahwa sebuah bangsa asing yang terkutuk dan menjadi musuh Tuhan, yang tidak lurus hatinya, dan yang jiwanya tidak setia pada Tuhan, telah menyerbu tanah orang-orang Kristen dan membumihanguskan mereka dengan pedang dan api secara paksa.
Tidak sedikit orang-orang Kristen yang mereka tawan untuk dijadikan budak, sementara sisanya dibunuh. Gereja-gereja, kalau tidak mereka hancurkan, mereka jadikan masjid. Altar-altar diporak-porandakan. Orang-orang Kristen mereka sunat, dan darahnya mereka tuangkan pada altar atau tempat-tempat pembaptisan. Beberapa mereka bunuh secara keji, yakni dengan membelah perut dan mengeluarkan ususnya. Mereka tending orang-orang Kristen, dan mereka dipaksa berjalan sampai keletihan, hingga terjerembab di atas tanah. Beberapa dipergunakan sebagai sasaran panah. Ada yang mereka betot lehernya, untuk dicoba apakah bias mereka penggal dengan sekali tebas. Lebih mengerikan lagi perlakuan mereka terhadap perempuan.
Kewajiban siapa lagi kalau bukan kalian, yang harus membalas dan merebut kembali daerah-daerah itu? Ingatlah, Tuhan telah memberi kalian banyak kelebihan dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain: semangat juang, keberanian, keperkasaan dan ketidakgentaran menghadapi siapapun yang hendak melawan kalian. Ingatlah pada keberanian nenek moyang kalian, pada kekaisaran Karel Agung dan Louis, anaknya serta raja-raja lainnya yang telah membasmi Turki dan menegakkan agama Kristen di tanah mereka. Kalian harus tergerak oleh makam kudus Tuhan Yesus Sang Juru Selamat kita, yang kini ada di tangan orang-orang najis; kalian harus bangkit berjuang, karena kalian telah tahu, banyak tempat-tempat suci yang telah dikotori, diperlakukan secara tidak senonoh oleh mereka.
Hai para ksatria pemberani, keturunan nenek moyang yang tak tertaklukkan, janganlah lebih lemah daripada mereka, tetapi ingatlah pada ketidakgentaran mereka. Jika kalian ragu-ragu karena cinta kalian kepada anak-anak, isteri, dan kerabat kalian, ingatlah pada apa yang Tuhan katakan dalam Injil: “Ia yang mengasihi ayah dan ibunya lebih daripada Aku, tidak pantas bagi-Ku”…Jangan biarkan apa yang menjadi kepunyaan kalian menghambat kalian. Kalian tak perlu khawatir dengan apa yang menjadi kepunyaan kalian. Negeri kalian telah padat penduduknya, dan dari semua sisi tertutup laut dan pegunungan. Tak banyak kekayaan di sini, dan tanahnya jarang membuahkan hasil pangan yang cukup buat kalian. Itulah sebabnya sering bertikai sendiri. Hentikan kesalingbencian dan pertengkaran kalian, hentikan peperangan antar sesama kalian. Bergegaslah menuju Makam Kudus, rebutlah kembali negeri itu dari orang-orang jahat, dan jadikan milik kalian. Negeri itu, seperti dikatakan di dalam Alkitab, berlimpah susu dan madu, Allah memberikannya kepada anak-anak Bani Israil. Yerussalem, negeri terbaik, lebih subur daripada lainnya, seolah-olah surga kedua. Inilah tempat Juru Selamat kita dilahirkan, diperintah dengan kehidupan-Nya, dan dikuduskan dengan penderitaan-Nya. Bergegaslah, dan kalian akan memperoleh penebusan dosa, serta pahala di Kerajaan Surga.”

Ketika Perang Salib terjadi, Yerussalem dikepung selama 5 minggu dan akhirnya jatuh ke tangan Tentara Perang Salib (1099 M). Mereka membantai kaum muslim dan Yahudi dengan pedang. Mereka menjadikan Yerusalem sebagai ibukota mereka dan mendirikan Kerajaan Katolik dari Palestina sampai ke Antakiyah.

Adalah Salahuddin Al-Ayoubi kemudian mengalahkan tentara perang Salib pada tahun 1187 dalam perang Hattin.

Pada tanggal 2 Oktober 1187, Salahuddin dan tentaranya memasuki Yerusalem sebagai penakluk dan 800 tahun kemudian Yerusalem tetap menjadi kota Muslim. Salahuddin menaklukkan kota tersebut menurut ajaran Islam yang murni dan paling tinggi. Dia tidak berdendam untuk membalas pembantaian tahun 1099, seperti yang Al-Qur’an anjurkan , dan sekarang, karena permusuhan dihentikan, ia menghentikan pembunuhan . Tak ada satu orang Kristen pun yang dibunuh dan tidak ada perampasan harta sama sekali.

Berikutnya ketika tahun 1516 M telah dimulainya kekuasaan Ottoman di Palestina, masyarakat Palestina hidup berdampingan dengan damai meski mempunyai keyakinan yang berbeda dengan penguasa mereka. Islam, Kristen dan Yahudi hidup dalam stabilitas dan kedamaian. tanpa ada perpecahan sama sekali.

Ketika akhirnya Perang Dunia I meletus tahun 1914 dan berakhir dengan runtuhnya kekuasaan Turki Ottoman, Palestina pun menjadi ‘bagian’ kepunyaan Inggris. Kemudian muncul Deklarasi Balfour yang berisi :

”Dukungan Inggris bagi pembentukan Negara Israel di kawasan Palestina”

30 januari 1922 Kongres AS menyetujui dukungan terhadap pendirian Israel di Palestina, yang disebut juga dengan Deklarasi Balfour-Amerika. Tujuh tahun kemudian orang-orang Palestina memprotes aksi kekerasan pemuda-pemuda Yahudi, dikenal sebagai ”Kebangkitan Dinding Ratapan”. Pada periode 1935-1948, kelompok teroris Yahudi melakukan pembunuhan massal dengan tujuan mengusir orang-orang Palestina dari tanah air mereka. Sehingga bisa diduduki oleh para imigran Yahudi dari berbagai dunia. Permasalahan ini kemudian diperhatikan oleh PBB hingga menghasilkan sebuah resolusi.

Pada tanggal 29 November 1947 PBB mengeluarkan resolusi 181 tentang pembagian wilayah eks Britis Mandate of Palestine.(catatan: British Mandate of Palestine diotorisasi oleh Kovenan Liga Bangsa-Bangsa pada 1920 menetapkan Palestina sebagai wilayah di antara Laut Mediterania, Lebanon, Suriah, Irak, Arab Saudi, serta Mesir. Mudahnya, ia meliputi wilayah yang kini dikenal sebagai Kerajaan Yordania, Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza). Resolusi ini membagi wilayah Palestina menjadi dua negara, sebagian diperuntukan untuk negara Yahudi dan sebagian lainnya untuk negara Arab. Sedangkan Yerussalem berstatus Corpus Separatum, yang tidak berada dalam kekuasaan negara Yahudi maupun Arab.

Ketika kemudian 14 Mei 1948, orang-orang Ziones Israel mendeklarasikan berdirinya negara Yahudi itu, Israel, AS menyatakan pengakuannya terhadap Israel. Negara-negara Arab menolak deklarasi tsb dan esoknya membentuk pasukan sekutu Arab, yang terdiri dari Suriah, Mesir, Jordan, Lebanon, Irak. Pecahlah perang pertama Arab-Israel. Perang ini justru memperluas wilayah Israel, termasuk wilayah Yerussalem Barat. Mesir menguasai Jalur Gaza, Jordan menguasai Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Ribuan warga Palestina jadi pengungsi. Mereka menjadi pengungsi di tanah mereka sendiri.

Dan sekarang ini Yerusalem diklaim sebagai ibukota Israel, meskipun tidak diakui secara internasional, maupun bagian dari Palestina. Oleh orang-orang Palestina, Yerusalem juga dianggap sebagai ibu kota Palestina. Secara de facto kota ini di dalam wilayah Israel. Para elit Israel menganggap kota suci ini adalah bagian dari negaranya dan itu adalah bentuk ideologi “Zionisme”.

Yerusalem.. Ironis…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

no sara...